Tingkat tekanan psikologis yang lebih tinggi telah diketahui dan secara signifikan memengaruhi pelajar selama pandemi Covid-19, menurut Kementerian Kesehatan Malaysia.
Selama masa karantina, sebagian besar siswa mengalami kesulitan untuk tetap fokus pada tugas sekolah dan menjaga kesehatan mental mereka. Pembelajaran daring dapat menimbulkan isolasi jangka panjang, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental seseorang dan menyebabkan stres, kecemasan, kelelahan, dan bahkan kebosanan.
Kementerian melaporkan bahwa, berdasarkan domain, prevalensi tertinggi adalah masalah yang terkait dengan masalah teman sebaya (42.9%) diikuti oleh keterampilan pro-sosial (27.7%), masalah perilaku (15.9%), kesehatan emosional (8.3%), dan masalah hiperaktif (2.3%).
Apa Dampak Kesehatan Mental pada Pelajar?
Ada banyak cara kesehatan mental yang buruk dapat memengaruhi siswa dalam hal prestasi akademis mereka serta hubungan interpersonal mereka.

- Keterlibatan Akademisi
Banyak lembaga akademis di seluruh dunia mencatat bahwa mahasiswa dengan masalah kesehatan mental cenderung kurang berpartisipasi dalam kegiatan akademis mereka. Mahasiswa yang mengalami masalah kesehatan mental mungkin:
- kehilangan minat dalam belajar,
- kurangnya keterlibatan dalam percakapan, dan
- mengalami penurunan kehadiran di kelas.
Siswa yang sedang berjuang melawan depresi atau kecemasan mungkin tidak ingin berpartisipasi dalam diskusi kelas atau ceramah. Siswa seperti itu mungkin mengalami penurunan keterlibatan yang besar dalam waktu singkat. Gejala penarikan diri yang disebutkan di atas mungkin merupakan petunjuk bahwa siswa memiliki masalah kesehatan mental yang mendasarinya.
- Konsentrasi dan Kemajuan
Mahasiswa yang mengalami masalah kesehatan mental mungkin merasa sulit untuk fokus selama perkuliahan. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa mahasiswa tersebut mungkin:
- membutuhkan waktu lebih lama untuk memahami topik,
- tidak dapat berpartisipasi secara aktif dalam sesi,
- tidak dapat berkonsentrasi pada tugas yang diberikan, dll.
Tingkat putus sekolah yang lebih tinggi dan tingkat retensi yang lebih rendah di kalangan siswa juga dikaitkan dengan masalah kesehatan mental. Mungkin terjadi perlambatan dalam kemajuan akademis.

- Jaringan dan Hubungan
Siswa yang berjuang melawan penyakit mental cenderung menjadi kurang ramah. Mereka tampak tidak bersemangat dalam menjalin hubungan atau persahabatan. Mereka tidak termotivasi untuk terlibat dalam kegiatan sosial.
Bagaimana Cara Meningkatkan Kesehatan Mental yang Baik pada Siswa?
Meskipun tampaknya seperti masalah yang tidak dapat dipahami, ada cara untuk mendukung kesehatan mental siswa di semua tingkatan, dari tingkat institusional hingga pribadi. Berikut adalah beberapa metode yang paling efektif untuk meningkatkan kesehatan mental siswa, menurut para psikolog di seluruh dunia.
- Meningkatkan kesadaran akan kesehatan mental di kelas
Siswa harus diajarkan tentang masalah kesehatan mental dan berbagai gejala yang dapat mereka alami. Guru juga perlu diberi tahu tentang bagaimana kesehatan mental siswa memengaruhi mereka. Diagnosis dan intervensi dini adalah kunci untuk memerangi masalah kesehatan mental.
Mahasiswa juga perlu tahu ke mana harus mencari bantuan jika teman atau teman sekelas membutuhkannya. Setiap orang di kampus harus mengetahui cara mendapatkan bantuan dan apa yang harus dilakukan jika Anda khawatir tentang kesehatan mental orang lain.
- Memperluas Akses terhadap Layanan Kesehatan Mental
Semua mahasiswa dan orang tua mereka perlu mengetahui sumber daya yang tersedia bagi mereka baik di dalam maupun di luar institusi. Sekolah dan perguruan tinggi dapat membuat halaman web khusus untuk membantu menyebarkan pengetahuan tentang kesehatan mental dan kesejahteraan.

- Mengurangi Stigma Terkait Penyakit Mental
Alih-alih menstigmatisasi, kita harus mendorong ke arah normalisasi. Ketakutan akan isolasi atau marginalisasi adalah salah satu hambatan terbesar bagi siswa yang mencari bantuan untuk kesulitan terkait kesehatan mental. Seperti yang telah disebutkan, banyak siswa mengalami masalah serupa.
Oleh karena itu, kita harus mengubah pola pikir kita dan berhenti memperlakukan gangguan mental secara berbeda dari gangguan fisik. Ini mungkin merupakan langkah paling penting untuk menumbuhkan kesehatan mental yang baik di kalangan pelajar, orang dewasa, dan seluruh masyarakat.
Kesimpulan
Karena pelajar adalah pemimpin masa depan bangsa, peningkatan kesehatan mental dan kesejahteraan mereka harus menjadi prioritas utama saat ini.
Menurut Menteri Kesehatan Malaysia Khairy Jamaluddin, Malaysia akan mencurahkan lebih banyak sumber daya dan upaya untuk menyediakan perawatan penting bagi pelajar yang membutuhkan dukungan kesehatan mental, khususnya dengan menggunakan alat-alat teknologi yang mungkin lebih familiar bagi generasi yang tumbuh dengan internet.
FikaRubah, sebuah kemitraan dengan Tiger Campus, didirikan sehubungan dengan usulan Menteri Kesehatan Malaysia. Tujuan utamanya adalah untuk menawarkan layanan kesehatan mental daring kepada mahasiswa di mana mereka dapat memiliki akses tak terbatas ke terapis pribadi mereka melalui pesan teks dengan biaya yang terjangkau. Kunjungi halaman kami untuk mempelajari lebih lanjut: https://www.tigercampus.com.my/fikafox/
